"Indonesia, jaya! Umat Islam, sejahterakan! Partai
dakwah, menangkan!" Begitulah yel-yel yang diajarkan oleh Indra, anggota
DPR RI dari FPKS, di sela-sela uraiannya dalam acara Talkshow "Haruskah
Umat Menjauhi Panggung Demokrasi?" yang digelar di SIT Latansa Cendekia,
Kab. Tangerang, pada hari Ahad, 3 November 2013.
Hadir bersama Akmal Sjafril, penulis buku Geliat Partai
Dakwah 1: Memasuki Ranah Kekuasaan, Indra menyampaikan betapa pentingnya peran
partai dakwah dalam mempertahankan eksistensinya di percaturan politik tanah
air. "Kelompok kiri telah gagal mempertahankan partainya sendiri, dan kini
mereka menyebar ke mana-mana. Ada golongan Syi'ah yang sudah bersiap untuk
memasuki panggung politik. Ada pula kelompok liberal yang berbasis di
partai-partai sekuler. Umat Muslim harus memiliki payung politiknya
sendiri," ujar Indra.
Tanpa payung politik, maka umat Muslim akan menjadi
bulan-bulanan dan terpinggirkan di rumahnya sendiri. Oleh karena itu, partai
dakwah harus menjadi yang terdepan dalam membela hak-hak mereka yang terzalimi,
misalnya buruh.
"Ada yang bertanya, apakah PKS membela buruh demi
mendulang suara di 2014 saja? Saya bilang, saya sudah mengadvokasi buruh sejak
sebelum saya menjadi anggota dewan. Bagi kami, membela kaum yang dizalimi itu
wajib. Jika buruh dizalimi, maka kami wajib membela," ujar Indra.
Tugas partai dakwah, menurut Indra, adalah menyejahterakan
umat, di antaranya dengan melindungi mereka. Indra sendiri memiliki pengalaman
mengadvokasi beberapa komunitas profesi sesuai kemampuannya sebagai seorang
praktisi hukum.
"Dengan pembelaan itu, mereka merasakan betul manfaat
keberadaan partai dakwah. Kita bukan partai yang membela rakyat kecil hanya
untuk pencitraan. Oleh karena itu, banyak yang secara spontan memberikan
dukungan kepada saya dan partai ini," kata anggota dewan yang tergolong
masih sangat muda namun wajahnya sering terlihat di layar televisi ini.
Akmal, yang hadir dalam acara yang sama untuk membedah
bukunya, juga berpesan agar para kader partai dakwah mengambil pelajaran dari
apa yang dilakukan oleh Erdogan dan partainya di Turki.
"Secara formal, Turki masih negara sekuler. Tapi
tahu-tahu jilbab sudah tak dilarang, tahu-tahu minuman beralkohol semakin
dibatasi. Pada saat yang bersamaan, Erdogan memimpin Turki untuk keluar dari
hutang-hutang luar negerinya, sehingga kesejahteraan rakyat meningkat. Dalam
kondisi ini, bahkan masyarakat yang sekuler pun banyak yang tidak berpikir untuk
menggulingkan Erdogan, sebab ia dan partainya memecahkan banyak masalah. Itulah
PR partai dakwah," kata Akmal. (mal/ds)
[Islamedia]
Post a Comment