Aksi militer Amerika sekarang, setelah membiarkan ISIS --yang
seluruhnya didanai, diarahkan, dibuat, dan dipersenjatai oleh Barat, terutama
Amerika-- adalah untuk ‘menguasai’ lebih luas lagi wilayah di Irak.
HANYA sehari setelah pengumuman Obama bahwa ia mengesahkan melakukan
“serangan terarah” di Iraq untuk memerangi aktivitas Negara Islam (IS/ISIS),
Amerika Serikat akhirnya betul-betul menindaklanjuti ancaman mereka.
Setidaknya dua gelombang
(sampai saat ini telah lebih empat gelombang, Red) serangan udara dilakukan
terhadap berbagai sasaran di Iraq. Salah satu serangan udara telah
menghantam posisi mortir dan konvoi IS dekat Erbil.
Pejuang IS sedang berada
dalam jarak setengah jam dari Erbil, ibukota wilayah Kurdi, Iraq. Menurut juru
bicara Pentagon, dua FA-18 yang lepas landas dari satu kapal induk di Teluk
terlibat dalam serangan udara tersebut.
Obama menyatakan bahwa
serangan itu diperlukan untuk mencegah genosida, dan melindungi orang Kristen
dan agama minoritas lainnya yang berada dalam bahaya, dan untuk menghentikan
langkah maju IS. Serangan udara ini merupakan yang pertama dilakukan di Iraq
oleh Amerika Serikat sejak tahun 2011.
Ada yang perlu dicatat
terkait pengeboman dan yang mendorong aksi militer Amerika sekarang, setelah
membiarkan ISIS –yang seluruhnya didanai, diarahkan, dibuat, dan dipersenjatai
oleh Barat, terutama Amerika– adalah untuk ‘menguasai’ lebih luas lagi wilayah
di Iraq.
Mengapa bom sekarang
dilakukan di Iraq? Dan mengapa bom dilakukan di sekitar Erbil?
Jawaban atas pertanyaan
ini terletak pada fakta sederhana bahwa daerah sekitar Erbil –wilayah Kurdi,
Iraq– merupakan “poros perusahaan-perusahaan minyak AS”.
Sesungguhnya Erbil, kota
dengan 1,5 juta orang penduduk, merupakan pusat administrasi industri minyak di
daerah Kurdi. Seperempat produksi minyak Iraq secara nasional berasal dari
wilayah ini.
Cadangan minyak di
wilayah ini begitu besar. Kurdi sering mengklaim, jika mereka memutuskan
memisahkan dari Iraq dan membangun negara sendiri, negara baru ini akan menjadi
produsen minyak terbesar kesembilan di dunia.
John B. Judis menulis
untuk New Republic:
Jika Negara Islam yang
mengambil alih Erbil, mereka akan membahayakan produksi minyak Iraq, dan
selanjutnya membahayakan akses global terhadap minyak. Harga akan segera
melonjak, pada saat Eropa yang membeli minyak dari Iraq masih belum lolos
dari resesi global. Harga minyak pun telah meningkat saat menghadapi Negara
Islam ke Erbil, dan pada hari Kamis (7/8/2014) perusahaan minyak Amerika
Chevron dan Exxon Mobile mulai mengevakuasi personil mereka dari Kurdistan.
Para pedagang minyak
yakin intervensi yang dilakukan Amerika bisa menghentikan langkah IS.
“Sebenarnya serangan udara yang dilakukan AS lebih memburukan daripada
menimbulkan kebaikan untuk minyak, dalam hal menghentikan IS dan memperkuat
stabilitas di Iraq selatan dan di Kurdistan,” kata Oliver Jakob, analis minyak
Swiss, kepada Reuters.
Ancaman terhadap
fasilitas produksi minyak yang ditimbulkan oleh IS juga dilaporkan sejumlah
media lain selain New Republic dan Wall Street Journal.
Bukan hanya
perusahaan-perusahaan Amerika, kekhawatiran tentang kemampuan melanjutkan
produksi juga dialami negara Barat lain. Perusahaan minyak Inggris mulai
mengevakuasi personil juga.
Nigel Wilson menulis di International Business Times:
Perusahaan minyak yang
terdaftar di London telah menarik pekerja dari Kurdistan, Iraq, saat pasukan
keamanan bertempur dengan pejuang dari Negara Islam di wilayah semi-otonom.
Genel Energy mengatakan,
pihaknya menarik staf dari ladang yang belum mulai berproduksi, namun
menegaskan ladangnya di Taq Taq dan Tawke masih aman.
“Kami tetap yakin akan
kemampuan pemerintah daerah Kurdistan mempertahankan integritas wilayah KRI dan
infrastruktur minyak,” katanya dalam satu pernyataan.
“Sejalan dengan gerakan
oleh operator lain, kita mengambil langkah bijaksana dan mencegah penarikan
personil non-esensial dari aset non-produksi kami di wilayah ini,” tambahnya.
Sementara itu, Afren
mengatakan, telah menghentikan operasi di ladang Barda Rash.
“Bekerja dengan
penasihat keamanan lokal kami, Afren sedang melaksanakan penarikan bertahap personil
bidang non-esensial dari ladang Barda Rash,” katanya dalam pernyataan.
“Diharapkan kami kembali ke ladang operasi segera setelah keamanan tercapai.”
Dengan informasi ini
dalam pikiran kita, menjadi lebih jelas mengapa Amerika Serikat mendanai IS
membangun kekuasaan dan kemudian melakukan kampanye pemboman terhadap mereka
segera sesudahnya.
Faktanya bahwa
al-Qaidah, IS, dan organisasi lainnya, terkait dengan ‘pasukan’ CIA di Arab.
Mereka digunakan untuk melemahkan dan menggulingkan pemerintah serta bertindak
sebagai ‘momok’ untuk menakuti-nakuti penduduk dan mengorbankan kebebasan sipil
dan hak-hak Konstitusi, untuk membangun persepsi keamanan yang rusak.
Tetapi ketika ‘pasukan
bentukan” ini mulai membahayakan produksi minyak atau proyek lain dari oligarki
dunia, mereka pun dieliminasi dan ancaman mereka dinetralkan.
Jika orang-orang Amerika
memahami fakta ini, terkait ‘alat utama’ yang digunakan oleh oligarki dunia
untuk meneror penduduk setempat dan sebagian wilayah dunia, sebaiknya menarik
tangan mereka dalam urusan ini.*/Tulisan ini dimuat di Global
Research.
[Hidayatullah.com]
Post a Comment