
Dewan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafiq A Mughni
mengatakan, dakwah dengan kekerasan bukan karakter Muhammadiyah. Karenanya,
mereka yang berdakwah dengan kekerasan sudah pasti terasing dari Muhammadiyah.
"Apa yang mungkin disebut SOP dalam berdakwah sudah menjadi budaya yang otomatis
berlaku dalam muhammadiyah. Jika ada perilaku yang bertentangan dengan budaya
dakwah itu otomatis akan dianggap aneh," tutur Syafiq kepada Republika, Rabu (12/2)
Syafiq menekankan, setiap kader yang membawa nama
muhammadiyah ke tengah masyarakat harus menjaga tata krama dan etika. Seorang muballigh harus memperlihatkan bagaimana keindahan dari
Islam yang didakwahkan pada dirinya sendiri terlebih dahulu.
"Di samping tata krama dalam berdakwah yang telah
menjadi budaya dakwah dalam Muhammadiyah, berdakwah itu harus bersifat
mencerahkan. Bukan sebaliknya. Dakwah tidak hanya berdasarkan ajaran Islam,
tapi juga berdasarkan budaya yang berkembang di masyarakat," paparnya.
Lantas, bagaimana jika kader muhammadiyah ada yang
terlibat dakwah dengan kekerasan?
"Itu sudah otomatis (tidak dianggap sebagai
Muhammadiyah) sekalipun tidak dinyatakan dalam bentuk teguran formal organisatoris
seperti teguran tertulis. Cara seperti itu otomatis melahirkan resistensi,
bahwa cara-cara kekerasan seperti itu tidak dibenarkan," tegasnya. (ROL)
Post a Comment